Para ilmuwan sepertinya sudah mulai dapat mengungkapkan alasan otak yang ditemukan di Inggris dapat bertahan selama 2.500 tahun dalam lumpur. Jo Buckberry, arkeolog dari University of Bradford yang terlibat dalam studi mengungkapkan bahwa penguburan yang segera dilakukan merupakan salah satu alasan.
Otak terkubur dalam tanah liat basah yang tebal. "Selain itu, kondisi oksigen yang sangat minimal dalam tanah juga membuat otak lebih awet," katanya.
Suhu yang rendah memperlambat enzim yang mengurai jaringan otak, sementara sedikitnya oksigen dalam tanah mengurangi aktivitas mikroba. Demikian ditambahkan oleh Matthew Collins, arkeolog dari University of York.